Sabtu, 23 Agustus 2014

Lampiran 5 : P.3/VI-BIKPHH/2014


Lampiran 5. Peraturan Dirjen Bina Usaha Kehutanan
Nomor
:
P.3/VI-BIKPHH/2014
Tanggal
:
10 Juli 2014
Tentang
:
Pedoman Pellaksanaan Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Dari Hutan Alam

PEDOMAN PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN DARI POHON TUMBUH ALAMI SEBELUM TERBITNYA HAK ATAS TANAH DAN IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN
A.       PENGERTIAN
1.     Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) adalah izin yang diberikan untuk menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan diluar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan.
2.    Alas titel/hak atas tanah adalah bentuk pemilikan/penguasaan lahan diluar kawasan hutan (APL) berupa sertifikat Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Pakai, atau bentuk pemilikan/penguasaan lahan lainnya yang diakui Badan Pertanahan Nasional.
B.       PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU
 DARI POHON TUMBUH ALAMI
 SEBELUM TERBITNYA HAK ATAS TANAH
1.       Pemegang hak yang didalam lahannya terdapat pohon yang tumbuh alami sebelum terbitnya hak atas tanah dan akan memanfaatkan kayunya, wajib melaporkan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota, dengan melampirkan copy sertifikat disertai bukti pelepasan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan untuk HGU, sedangkan untuk pemilik lahan melampirkan bukti pemilikan/penguasaan tanah yang diakui Badan Pertanahan Nasional.
2.       Berdasarkan laporan yang disampaikan pemegang hak, Kepala Dinas Kabupaten/Kota menugaskan tim yang diketuai oleh WASGANISPHPL-CANHUT untuk melakukan survey potensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang ditandatangani oleh tim dan pemegang hak.
3.       Biaya pelaksanaan survey potensi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dibebankan kepada anggaran dinas kabupaten/kota.
4.       Berdasarkan BAP hasil survey potensi, pemegang hak dapat melakukan penebangan dan hasil penebangannya wajib dibuatkan LHP oleh GANISPHPL-PKB.
5.       LHP dilaporkan kepada WASGANISPHPL-PKB yang ditugaskan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota untuk dilakukan pemeriksaan fisik kayu dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
6.       Apabila hasil pemeriksaan fisik dinyatakan benar, maka WASGANISPHPL-PKB mengesahkan LHP di TPK Hutan.
7.     TPK Hutan atas penebangan pohon alami pada lahan yang dikuasai/dimiliki masyarakat tiidak perlu ditetapkan, sedangkan untuk lahan HGU, TPK Hutan ditetapkan oleh pemegang HGU.
8.       Dalam hal GANISPHPL-PKB tidak tersedia, maka pembuatan LHP dapat dilaksanakan oleh WASGANISPHPL-PKB yang ditugaskan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota.
9.       WASGANISPHPL-PKB yang ditugaskan sebagai Pembuat LHP tidak diperkenankan bertugas sebagai P2LHP pada pemegang hak yang sama.
10.    LHP yang telah disahkan merupakan dasar perhitungan PSDH, DR dan/atau PNT.
11.    LHP dan bukti setor PSDH, DR dan/atau PNT, merupakan persyaratan dalam permohonan penerbitan SKSKB.
12.    Untuk pengangkutan lanjutan dari TPK Antara, dapat menggunakan FA-KB yang diterbitkan oleh GANISPHPL-PKB atau menggunakan SKSKB yang diterbitkan oleh WASGANISPHPL-PKB yang ditugaskan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota.
SUMBER : Peraturan Dirjen Bina Usaha Kehutanan  (P.3/VI-BIKPHH/2014)

Rabu, 20 Agustus 2014

SEKILAS MERAUKE

          Merauke pertama kali ditemukan pada tanggal 12 Pebruari 1902 yang kemudian berkembang dan sekarang menjadi salah satu Kabupaten di Selatan Papua. Orang yang pertama menetap di sana adalah pegawai pemerintah belanda. Mereka mencoba untuk hidup diantara dua suku asli yaitu Marind Anim dan Sohoers. Mereka berjuang keras melawan keganasan alam (termasuk pemburu kepala). Lama kelamaan tempat tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sehingga menjadi sebuah "kota". Jauh di eropa, para wanita suka memakai hiasan bulu dari burung dari khayangan "Cendrawasih" di topi mereka.
          Dari Merauke orang Indonesia, Eropa dan Cina, mulai untuk "menyerbu" hutan di selatan nugini untuk memburu burung sebanyak mungkin. Ketika pemerintah Belanda melarang perburuan, mereka semua kembali ke Merauke untuk menghabiskan uang yang mereka dapatkan. Hal ini yang menyebabkan mengapa di kemudian hari populasi penduduk di Merauke tidak banyak, ini dikarenakan Merauke adalah kota untuk para pendatang (orang asing). Namun sekarang, banyak penduduk asli Papua yang mulai menetap di Merauke.
          Asal mula nama "Merauke" sebenarnya berasal dari sebuah salah paham yang dilakukan oleh para pendatang pertama. Ketika para pendatang menanyakan kepada penduduk asli apa nama sebuah perkampungan , mereka menjawab " Maro-ke" yang sebenarnya berarti "itu sungai Maro". Orang Marind berpikir bahwa sungai maro(yang lebarnya 500m) lebih penting dari nama area tempat sebuah hutan yaitu Gandin. Penduduk asli papua sendiri menyebut area tempat kampung tersebut terletak dengan mana " Ermasoek".
          Secara politis administratif, kota Merauke dulunya merupakan pos pemerintah Belanda yag digunakan sebagai transit bagi para republikan untuk menuju Boven Digoel. Setelah wilayah Irian Jaya berintegrasi dengan Pemerintah Belanda tahun 1963, kemudia kota tersebut ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Dati II Merauke dan setelah periode Penentuan Pendapat Rakyat (1963-1969), mulai tumbuh beberapa kelompok permukiman yang dipacu dengan adanya kemudahan-kemudahan suatu kota.
Kabupaten Merauke berada dibagian paling selatan Pulau Papua dan bagian paling timur Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan batas sebagai berikut :
          - Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mappi dan Kabupaten Boven Diguel
          - Sebelah selatan dan barat berbatasan dengan laut Arafura;
          - Sebelah timur berbatasan dengan Papua Nugini.
          Kabupaten Merauke memiliki luas wilayah kurang lebih 5.186.908,97 Ha yang terdiri dari daratan seluas 4.677.938,47 Ha dan perairan seluas 508.970,50 Ha dan terbagi menjadi 20 Distrik (Kecamatan), 160 Kampung (Desa) dan 8 Kelurahan.
          Penduduk asli Merauke adalah Suku Marind Anim yang hidup berdampingan dengan masyarakat pendatang, seperti Suku Jawa, Ambon, Toraja, Bugis, Makasar dan lain-lain.Motto dari Kabupaten Merauke adalah Izakod Bekai Izakod Kai yang artinya Satu Hati Satu Tujuan. Dengan motto inilah Kabupaten Merauke dibangun diatas perbedaan yang disatukan untuk mencapai kmajuan dan kesejahteraan bersama. Salah satu misteri terindah Merauke adalah kehidupan masyarakat asli dengan tata nilai tradisional yang mampu menyelaraskan manusia dan alam dalam harmoni, sehingga alam Merauke tetap terjaga sampai sekarang.

Selasa, 19 Agustus 2014

DISTRIK DAN KAMPUNG DI MERAUKE

DATA NAMA DISTRIK DAN KAMPUNG DI KABUPATEN MERAUKE

No
Distrik
Kampung





1
Kimaam
1.     Kimaam
2.     Kalilam
3.     Turiram
4.     Kumbis
5.     Deka
6.     Woner
7.     Mambyor
8.     Kiworo
9.     Sabudom
10.  Teri
11.  Komolom





2
Ulilin
1.     Kandrakay
2.     Kumaaf
3.     Nggayu
4.     Kafyamke
5.     Rawahayu
6.     Bel-Beland
7.     Mandekman
8.     Kir-Ely
9.     Baidub
10.  Kindiki
11.  Selil





3
Okaba
1.     Okaba
2.     Alaku
3.     Alatep
4.     Sanggase
5.     Makaling
6.     Iwoll
7.     Dufmira
8.     Wambi




4
Tubang
1.       Wamal
2.       Dokib
3.       Yowied
4.       Dodalim
5.       Woboyo
6.       Welbuti





5
Kurik
1.       Harapan Makmur
2.       Ivana Had
3.       Jaya Makmur
4.       Kaliki
5.       Kurik
6.       Salor Indah
7.       Sumber Mulia
8.       Sumber Rejeki
9.       Telaga Sari
10.    Wono Rejo





6
Tabonji
1.       Tabonji
2.       Suam
3.       Bamol 1
4.       Bamol 2
5.       Iromoro
6.       Konjombando
7.       Yeraha
8.       Youmuka
9.       Wanggambi


7
Ngguti
1.       Salam-epe
2.       Po-epe
3.       Taga-epe
4.       Yawimu
5.       Nakias



8
Naukenjerai
1.       Nasem
2.       Kuler
3.       Onggaya
4.       Tomer
5.       Tomerau
6.       Kondo






9
Jagebob
1.   Gurinda Jaya
2.   Kamnosari
3.   Jagebob Raya
4.   Mimi Baru
5.   Wenda Asri
6.   Angger Permegi
7.   Kartini
8.   Makarti Jaya
9.   Nalkin
10.    Blandin Kakayo
11.    Melin Megiker
12.    Jemunain Jaya
13.    Obathrow
14.    Poo


10
Animha
1.   Wayau
2.   Koa
3.   Kaliki
4.   Baad
5.   Kaisa
6.   Senegi





11
Muting
1.     Muting
2.     Singgabel Jaya
3.     Seed Agung
4.     Manwaybob
5.     Afkab Makmur
6.     Pachas
7.     Andaito
8.     Wan
9.     Kolam
10. Boha
11.  Selauw
12. Enggol Jaya






12
Tanah Miring
1.     Yaba Maru
2.     Waninggap Sai
3.     Isano Mbias
4.     Yasa Mulya
5.     Sumber Harapan
6.     Tambat
7.     Ngguti Bob
8.     Bersehati
9.     Hidup Baru
10. Waninggap Miraf
11.  Amunkay
12. Sermayam Indah
13. Soa




13
Semangga
1.     Kuprik
2.     Marga Mulia
3.     Semangga Jaya
4.     Waninggap Kai
5.     Muram Sari
6.     Waninggap Nanggo
7.     Matara
8.     Urumb
9.     Kuper
10.  Sido Mulyo

14
Kaptel
1.     Kaptel
2.     Kaniskobat
3.     Ihalik
4.     Kwemaid





15
Elikobel
1.     Bupul Indah
2.     Metaat Makmur
3.     Bouwer
4.     Tof-Tof
5.     Bumum
6.     Gerisar
7.     Enggal Jaya
8.     Sipias
9.     Bunggay
10. Tanas
11.  Kuel
12. Bupul Kampung



16
Malind
1.     Rawa Sari
2.     Padang Raharja
3.     Suka Maju
4.     Kaiburse
5.     Onggari
6.     Domande
7.     Kumbe


17
Sota
1.     Sota
2.     Rawa Biru
3.     Yanggandur
4.     Erambu
5.     Turai



18
Waan
1.     Konorau
2.     Waan
3.     Toor
4.     Sabon
5.     Kladar
6.     Sibenda
7.     Wetau


19
Ilwayab
1.     Wogikel
2.     Padua
3.     Bibikem
4.     Wanam                                 
20
Merauke
1.     Wasur
2.    Naseem

PERMEN LHK YANG SUDAH TIDAK BERLAKU

 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DI HAPUS PASCA BERLAKUNYA UU CIPTA KERJA 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan ...