Senin, 28 Maret 2016

MENGENAL TAMAN NASIONAL WASUR MERAUKE

    Taman Nasional Wasur secara geografis terletak pada koordinat 140˚27' - 141˚2' Bujur Timur dan 8˚5' - 9˚7' Lintang Selatan, termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Merauke dengan batas sebagai berikut :
-         Sebelah Utara               : Sungai Maro
-         Sebelah Barat               : Kota Merauke
-         Sebelah Selatan            : Laut Arafura
-         Sebelah Timur              : Suaka Margasatwa Tonda PNG
Pada tahun 1997, Taman Nasional Wasur ditunjuk oleh Menteri Kehutanan RI dengan luasan 413.810 Ha, dimana kawasan ini berfungsi untuk menjaga integritas keanekaragaman hayati lahan basah dikawasan timur Indonesia.
Tahun 2006, Taman Nsional Wasur ditetapkan sebagai Ramsar Site dikarenakan kawasan ini memiliki ekosistem lahan basah yang sangat luas dan unik. Pengertian dari Ramsar Site itu sendiri adalah kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk melindungi kelestarian dan fungsi lahan basah di dunia.
Kawasan Taman Nasional Wasur memiliki kekayaan serta keunikan yang luar biasa dari aspek ekologi, aspek ekonomi dan social budaya. Secara ekologi  Kawasan Taman Nasional Wasur memiliki keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa diantaranya kangguru, cenderawasih, arwana, landak papua serta berbagai jenis burung yang bermigrasi dari belahan utara menuju belahan selatan dan singgah di Taman Nasional Wasur. Jenis-jenis flora dalam Taman Nasional Wasur di dominasi oleh Eucalyptus alba, Breynea sp, Eucalyptus papuana, Eucalyptus pellita, Timonius sp, Rhodomyrtus sp, Philantus sp serta jenis-jenis rotan dan jenis-jenis pandan.
Secara ekonomi Kawasan Taman Nasional Wasur sejak dulu telah menjadi lumbung pakan bagi masyarakat yang mendiaminya. Masyarakat asli Merauke berburu dan meramu ditempat ini, karena didalam taman juga terdapat dusun masyarakat yang merupakan tempat masyarakat bercocok tanam seperti ubi, keladi, kumbili, pisang dan lain-lain. Disamping itu, di dalam kawasan terdapat Rawa Biru yang merupakan sumber iar bersih yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat Merauke sejak zaman Belanda sampai sekarang.
Dari aspek social budaya, Kawasan Taman Nasional Wasur merupakan tempat tinggal masyarakat suku asli Papua Selatan, yakni suku Marind yang terdiri dari 4 suku besar yaitu Suku Kanum, Yeinan, Marind dan Marori Mengey. Keempat suku ini hidup dalam kawasan dengan nilai-nilai adatnya yang mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan alam sekitarnya.
Mengingat fungsi Taman Nasional Wasur sangat esensiil bagi kelangsungan hidup kita dan generasi mendatang, maka hendaknya kita semua ikut menjaga kelestarian Kawasan Taman Nasional Wasur dengan tidak melakukan perburuhan liar dan pengrusakan hutan yang dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam kawasan Taman.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERMEN LHK YANG SUDAH TIDAK BERLAKU

 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DI HAPUS PASCA BERLAKUNYA UU CIPTA KERJA 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan ...