Taman
Nasional Wasur secara geografis terletak pada koordinat 140˚27' - 141˚2' Bujur
Timur dan 8˚5' - 9˚7' Lintang Selatan, termasuk dalam wilayah administrasi
Kabupaten Merauke dengan batas sebagai berikut :
-
Sebelah Utara :
Sungai Maro
-
Sebelah Barat :
Kota Merauke
-
Sebelah Selatan : Laut
Arafura
-
Sebelah Timur :
Suaka Margasatwa Tonda PNG
Pada
tahun 1997, Taman Nasional Wasur ditunjuk oleh Menteri Kehutanan RI dengan
luasan 413.810 Ha, dimana kawasan ini berfungsi untuk menjaga integritas
keanekaragaman hayati lahan basah dikawasan timur Indonesia.
Tahun 2006,
Taman Nsional Wasur ditetapkan sebagai Ramsar Site dikarenakan kawasan ini
memiliki ekosistem lahan basah yang sangat luas dan unik. Pengertian dari
Ramsar Site itu sendiri adalah kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk melindungi
kelestarian dan fungsi lahan basah di dunia.
Kawasan Taman
Nasional Wasur memiliki kekayaan serta keunikan yang luar biasa dari aspek
ekologi, aspek ekonomi dan social budaya. Secara ekologi Kawasan Taman Nasional Wasur memiliki
keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa diantaranya kangguru,
cenderawasih, arwana, landak papua serta berbagai jenis burung yang bermigrasi
dari belahan utara menuju belahan selatan dan singgah di Taman Nasional Wasur. Jenis-jenis
flora dalam Taman Nasional Wasur di dominasi oleh Eucalyptus alba, Breynea sp,
Eucalyptus papuana, Eucalyptus pellita, Timonius sp, Rhodomyrtus sp, Philantus
sp serta jenis-jenis rotan dan jenis-jenis pandan.
Secara ekonomi
Kawasan Taman Nasional Wasur sejak dulu telah menjadi lumbung pakan bagi masyarakat
yang mendiaminya. Masyarakat asli Merauke berburu dan meramu ditempat ini,
karena didalam taman juga terdapat dusun masyarakat yang merupakan tempat
masyarakat bercocok tanam seperti ubi, keladi, kumbili, pisang dan lain-lain. Disamping
itu, di dalam kawasan terdapat Rawa Biru yang merupakan sumber iar bersih yang
telah dimanfaatkan oleh masyarakat Merauke sejak zaman Belanda sampai sekarang.
Dari aspek social
budaya, Kawasan Taman Nasional Wasur merupakan tempat tinggal masyarakat suku
asli Papua Selatan, yakni suku Marind yang terdiri dari 4 suku besar yaitu Suku
Kanum, Yeinan, Marind dan Marori Mengey. Keempat suku ini hidup dalam kawasan
dengan nilai-nilai adatnya yang mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan
lingkungan alam sekitarnya.
Mengingat fungsi
Taman Nasional Wasur sangat esensiil bagi kelangsungan hidup kita dan generasi
mendatang, maka hendaknya kita semua ikut menjaga kelestarian Kawasan Taman
Nasional Wasur dengan tidak melakukan perburuhan liar dan pengrusakan hutan
yang dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam kawasan Taman.
Komentar
Posting Komentar