TANAMAN WATI / KAVA - KAVA
Di
Indonesia Wati atau Kava
- kava banyak terdapat di
pulau Papua terutama di Kabupaten Merauke. Suku Marind
(penduduk asli yang mendiami Kabupaten Merauke) mengonsumsinya sebagai minuman
tradisional yang dapat membuat mabuk. Dalam bahasa setempat (bahasa Malind) disebut
“Wati”. Wati biasanya dikonsumsi saat ritual -ritual
adat.
Secara
klinis tanaman Kava-kava telah diujicobakan pada hewan percobaan dan
dapat menimbulkan efek pada sistim saraf pusat. Namun, ada suatu hipotesis yang
menyebutkan bahwa kava-kava bekerja pada reseptor GABA di otak. Atas dasar itu
maka tanaman
kava-kava dapat dijadikan sebagai obat anti kejang.
Klasifikasi Tanaman Wati (Piper methysticum)
Dunia (Regum) : Plantarum
Divisio (Divisio) : Spermatophyta
Kelas (Classis) : Dicothyledonae
Bangsa (Ordo) : Piperales
Suku (Famili) : Piperaceae
Marga (Genus) : Piper
Jenis (Species) : Piper methysticum Forst
Dunia (Regum) : Plantarum
Divisio (Divisio) : Spermatophyta
Kelas (Classis) : Dicothyledonae
Bangsa (Ordo) : Piperales
Suku (Famili) : Piperaceae
Marga (Genus) : Piper
Jenis (Species) : Piper methysticum Forst
Pemanfaatan
tanaman Wati oleh masyarakat Marind baik Marind Pantai maupun Marind Darat
sebagian besar digunakan sebagai bahan baku minuman dan sebagai obat. Tradisi masyarakat
Marind Darat dan Pantai di dalam memanfaatkan tanaman Wati terdapat sedikit
perbedaan, namun perbedaan itu terletak pada tatacaranya. Minuman yang diolah
oleh masyarakat Marind dianggap sebagai “Minuman Pusaka” yang diminum dalam
setiap acara adat maupun dalam kehidupan sehari-hari. Yang diperbolehkan untuk
minum minuman Wati adalah semua pria maupun wanita berusia + 20 tahun keatas
kecuali wanita yang sedang hamil.
Untuk
mendapatkan bahan baku minuman tersebut biasanya masyarakat Marind melakukannya
dengan cara menggunyah. Pengunyahan akar dan batang tanaman Wati dilakukan oleh
siapa saja masyarakat Marind yang mampu mengunyah baik wanita maupun pria,
orang muda maupun orang tua kecuali wanita yang sedang hamil.
Untuk menghilangkan rasa dalam mulut
saat mengunyah Wati biasanya masyarakat Marind mengkonsumsi tebu, pisang,
serabut kelapa manis dan air kelapa muda sebagai makanan dan minuman penetral.
Pemanfaatan
tanaman Wati sebagai minuman mempunyai peranan penting dalam perayaan adat
masyarakat Marind antara lain : sebagai harta bagi wanita Marind (mas
kawin/dahud, dahun, nai kere, pemer), pesta babi (basik anggai, sawo, mboyo)
yaitu pesta pembunuhan babi yang dilakukan untuk salah satu maksud misalnya
balas jasa seseorang yang telah berjasa, pemakaian anting-anting pada anak
perempuan, dan pemakaian pakaian adat pada laki-laki, perdamaian bagi orang
yang berselisih, acara kematian, pernikahan, pesta perayaan keagamaan seperti
permandian, penerimaan sakramen pertama atau komuni Pertama, penerimaan
sakramen penguatan atau Krisma/sidi (Kristen), pesta Natal dan Pesta Paskah
serta perayaan pemilihan dan pelantikan Ketua Adat.
Wati
sendiri terdiri dari 5 jenis, yaitu jenis Dikoy, Palima, Kumbilu, Sipul dan Bapin. Dari
kelima jenis ini, yang paling mematikan adalah jenis Bapin, tampilannya
berwarna merah keunguan dan efeknya sangat keras. Jika digunakan secara
berlebihan maka bisa mematikan syaraf-syaraf seseorang yang meminumnya.
Terdapat pula jenis Palima; jenis ini konon kabarnya dapat menyebabkan
kemandulan bagi wanita yang meminumnya. Sehingga tak heran, pada jaman
pemerintahan Belanda dahulu, mereka melarang perempuan Marind untuk meminumnya
karena pada masa itu populasi penduduk Papua masih sangat sedikit. Masyarakat
pada masa itu diperintahkan untuk memusnahkan tanaman Wati untuk jenis Palima
ini. Namun saat ini, kaum perempuan Marind ada yang menggunakannya untuk
menghentikan kehamilan.
Proses
mengolah Wati dikalangan orang Marind cukup unik tanpa menggunakan campuran
apapun, untuk dapat menikmati Wati menjadi minuman yang bisa dikonsumsi, Wati
haruslah dimamah dengan mulut lalu kemudian di tuangkan langsung dari mulut ke
dalam sebuah tempurung Kelapa. Memamah Watipun ada aturannya menurut adat, si
pemamah haruslah memiliki hubungan pertalian darah dengan orang yang akan
meminumnya, seperti anak, kemenakan maupun istri/suami. Konon menurut
kepercayaan mereka, jika Wati dimamah oleh salah seseorang yang memiliki
pertalian darah maka akan memperbaiki kondisi kesehatan orang-orang yang
meminumnya. Batang wati mengandung metistisin dan dihidrometistisin yang
ditemukan oleh Borsche dan Lewinsohn pada tahun 1933. Kedua zat itu bersifat
sedatif, menenangkan mental, dan membuat otot jadi rileks, sampai orang bisa
tidur nyenyak. Tetapi wati juga mengandung kavain dan dihidrokavain, yang
membuat orang mabuk. Dari uji farmakologis selama beberapa tahun, kedua
senyawaan itu nyata-nyata menjadi biang keladi efek narkotik yang memabukkan,
walaupun kurang begitu kuat dibandingkan dengan narkotik yang dikandung dalam
ganja.
Orang
yang meminum wati awalnya akan merasakan kram di rahang mulutnya, hal ini dapat
dinetralisir dengan memakan sabut kelapa manis maupun tebu. Setelah terbangun
dari tidur dianjurkan pula untuk meminum air kelapa muda agar sempurna
kesegarannya.
Dalam
adat Marind, baik kaum perempuan maupun laki-laki dapat meminumnya namun harus
orang yang sudah berkeluarga. Minuman yang berwarna hijau kekuning-kuningan itu
terasa seperti sabun. Minum satu sloki (gelas anggur) saja sudah bikin teler dalam
waktu setengah jam, seperti orang mabuk minum minuman keras. Penglihatannya
menjadi dobel, dan kaki tangan tak dapat dikuasai lagi. Tetapi penyebab mabuk
ini bukan alkohol, melainkan senyawaan alkaloid. Menurut aturan adat, meminum
Wati hanya diperbolehkan dalam takaran satu tempurung kelapa.
Sumber :
agungwasur.blogspot.com/2012/10/tanaman-wati-piper-methysticum-dalam.html
normaceka.blogspot.com/2015/03/wati-piper-methysticum-forst.html
paduwa.blogspot.com/2007/12/wati-si-cantik-yang-mematikantanggal.html
Saya mencari dan mau beli bibi tanaman ini
BalasHapusSaya ada... banyak disiki.. tumbuh cara liar di sumbar...
BalasHapustanaman ini tidak ada yang liar lagi sekarang yang asli hanya di tanam di kepulauan fiji ,dan jumlah sedikit hanya di papua tanaman kava atau tanaman wati di papua . jika ada yang mengetahui sumber di papua tolong hubungi saya nuzul amin di email ; nuzulamin34@gmail.com atau whatsapp ; +6285270433946
BalasHapussaya sedang mencari tanaman ini, jika ada yang mempunya info tolong hubungi saya via wa 085787018176
BalasHapusatau melaui email adskhmuhtadin@gmail.com
Ditokopedia banyak. Kava kava tapi entah asli ato campuran.
BalasHapusDi sumedang banyak!??
BalasHapusAda banyak kalow diperlukan mohon hubungi kami di Nomor WA 082134014388
BalasHapusSaya punya produk akar kering tanaman kava kava atw wati ini kontak 0812-9144-3690
BalasHapusBisa kirim ke Bali ? Berapa harga ?
HapusBisa kirim ke Bali ? Berapa harga ?
BalasHapus