Selasa, 22 Oktober 2013

''DARI BUAH KITA MENGENAL POHON''

Adalah hal yang paling gampang untuk mengenali sebuah pohon. Lihatlah buahnya, maka kita mengenal pohonnya. Yesus berkata, “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka,” (Matius 7:20). Dari buahnyalah kita bisa mengenal pohonnya. Tidak mungkin seseorang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri. Pohon yang baik pasti menghasilkan buah yang baik. Pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik. Buahnya menunjukkan DNA pohon tersebut. Demikian pula dengan murid Kristus. Buah yang dihasilkan seorang murid Kristus adalah karena ia mengikuti Kristus. Kekristenan tanpa mengikuti Kristus tidak akan pernah menghasilkan buah. Jika Kristus ada dalam hidup hidup kita, maka kita pasti berbuah. Sebab siapa yang kita ikut akan menentukan buah yang kita hasilkan. Kristus menghendaki agar setiap murid Kristus berbuah. Karena kalau kita tidak berbuah, maka kita akan dipotong atau dibersihkan. Itulah alasan mengapa Yesus menegaskan maksud ini dengan berkata, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan
menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu, ”(Yohanes 16:16). Tapi, banyak orang Kristen yang tidak berbuah, bahkan mereka tidak berbuah sama sekali. Seorang murid Kristus dituntut bukan hanya menghasilkan buah saja, tetapi juga harus berbuah lebat. Lalu, apakah tandanya kalau kita adalah murid Kristus? Buah apakah yang harus dihasilkan? Buah seperti apakah yang harus kelihatan dalam diri seorang murid Kristus? Yang saya mau bahas di sini adalah dua hal. Mengapa? Karena kedua hal ini dapat dilihat di dalam diri seorang Kristen atau murid Kristus. Buahnya pasti ketahuan di dalam kehidupan seorang murid Kristus, yaitu:
1. Saling Mengasihi.
     Mengapa 'saling mengasihi' adalah buah yang bisa kelihatan dalam praktek hidup seorang murid Kristus?
     Karena Yesuslah yang mengajarkan hal itu, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang 
     menganiaya kamu,”(Matius5:44). Seringkali kita berkata, “Mana mungkin saya bisa mengasihi musuh   
     atau  berdoa bagi mereka yang menganiaya saya?” Itulah alasan yang biasa kita kemukakan sebagai  
     seorang murid Kristus. Kita berusaha mengasihi dengan kekuatan kita, tapi tetap gagal. Kita berkata,  
    “Jangankan musuh, isteri, suami, orang tua atau pun anak saya saja tidak bisa saya kasihi, apalagi harus  
     mengasihi atau mendoakan musuh yang menganiayai saya? Bukan hanya keluarga, saudara seiman di  
     komsel saja saya tidak bisa mempraktekkan saling mengasihi, apa lagi orang yang sedang menganiaya
     saya?” Itulah alasan yang saya sebut sebagai orang Kristen yang belum berbuah. Marilah kita adakan  
     checklist untuk mengetahui apakah kita berbuah atau tidak berbuah. I Korintus 13:4-8a, “Kasih itu sabar;
     kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan
     yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan
     kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi
     segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
     Kasih tidak berkesudahan;” Di sini dikatakan bahwa kasih itu sabar. Kita berpikir bahwa kesabaran 
     adalah tindakan yang harus kita lakukan. Kita dipaksa untuk HARUS sabar. Padahal yang benar adalah
     KASIH ITU SABAR. Kita harus mengerti bahwa Allah adalah kasih. Jadi, Allahlah yang menjadikan kita
     sabar. Adakah kita sabar? Adakah kita murah hati? Adakah kita tidak cemburu? Adakah kita tidak 
     memegahkan diri atau tidak sombong? Adakah kita tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
     keuntungan sendiri? Adakah kita masih menjadi pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain? 
     Banyak suami atau isteri yang menyimpan kesalahan pasangannya. Adakah kita sabar menanggung  
     segala sesuatu? Sudahkah kita menghasilkan buah atau mengapa murid Kristus tidak berbuah? Paulus
     menuliskan jawabannya dalam I Korintus 14:1a, “Kejarlah kasih itu.“ Mengapa kita harus mengejar 
     kasih? Karena kasih itu adalah seorang Pribadi. Jangan berusaha mengasihi, karena kita akan gagal total. 
     Kita diperintahkan untuk mengejar kasih. Kasih bukanlah perbuatan. Sebab jika kasih adalah perbuatan,
     maka bunyi ayatnya akan seperti ini, “Berusahalah untuk mengasihi.” Mengapa banyak orang Kristen atau
     murid Kristus tidak menghasilkan buah kasih? Karena orang Kristen mencoba mengasihi dengan 
     kekuatannya. Kita tidak perlu mengasihi dengan kekuatan kita, karena Yesus adalah kasih yang harus
     kita kejar. Dengan mengejar Dia, maka kita menjadi pengikut (followers) Kristus. Mengapa kita tidak
     berbuah? Karena kita tidak mau mengikuti sang Kasih itu. Kejarlah kasih sampai menjadi satu dengan
     kita, maka genaplah Galatia 2:2, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
     Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup
     oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Dan yang
     berekspresi adalah kasih yang sempurna itu. Ini yang disebut pemuridan. Menjadi murid adalah mengikuti
     guru kemana ia pergi. Namun, kita tidak bisa menjadi murid tanpa dimuridkan. Harus ada yang
     memuridkan kita dan kita memuridkan yang lain. Karena itu kita harus berada di dalam komunitas yang
     saling memuridkan. Harus ada seseorang yang membuat dan dibuat menjadi murid Kristus.
2. Hidup Kudus.
     Kekudusan tidak kita lakukan dengan kekuatan sendiri, kecuali Allah sendiri memancarkan
     kekudusan-Nya lewat kita. Jadi, kita harus mengejar kekudusan. Karena kata Paulus,“Berusahalah hidup
     damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan 
     melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar
     jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. 
     Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang 
     menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan,”(Ibrani 12:14-16). Janganlah kita menjauhkan diri
     dari kasih karunia. Mengapa? Karena Yesus adalah kasih karunia Allah bagi kita untuk hidup kudus.
     Yohanes menulis, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih
      karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh
     Yesus Kristus, ”(Yohanes 1:16-17). Kristus memancar kekudusan Bapa melalui hidup kita. Kristus
     adalah firman yang tidak pernah berbuat dosa. Ketika Kristus tinggal di dalam kita, maka kita tidak
     dapat berbuat dosa. Sebab seluruh hidup kita sangat membutuhkan kasih karunia. Kita selamat karena
     kasih karunia. Kita bisa hidup dalam kemenangan karena kasih karunia. Kita diberkati karena kasih  
     karunia. Kita dibenarkan karena kasih karunia. Kita bisa hidup kudus karena kasih karunia. Kita dapat
     berbuah juga karena kasih karunia. Semua hal yang kita lakukan membutuhkan kasih karunia. Ketika
     kasih karunia yaitu Yesus ada di dalam kita, maka hal-hal yang baik itu akan memancar keluar dari hidup
     kita. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak
     baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik,”(Matius 7:18). Kita tidak bisa
     mentaati firman Tuhan tanpa kasih karunia. Oleh karena itu, buah-buah yang dihasilkan oleh kita sebagai
     murid Kristus haruslah dari Kristus sendiri. Jika kita adalah murid Kristus, maka kita juga harus mengikuti
     Kristus lewat pemuridan.

Senin, 14 Oktober 2013

INVENTARISASI HUTAN

          Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut. Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan perasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan.
          Metode yang digunakan dalam inventarisasi hutan adalah :
1. Inventarisasi Hutan Nasional dengan systematic sampling 20 km x 20 km, dan bisa dirapatkan menjadi 10
    km x 10 km dan 5 km x 5 km.
2. Inventarisasi Hutan menggunakan metode Systematic Strip Sampling with Random Start, dengan intensitas
    sampling :
- Inventarisasi dalam rangka pencadangan IUPHHK menggunakan metode intensitas sampling 0,3% (apabila
   belum tersedia hasil penafsiran citra landsat) dan 0,1% (apabila telah tersedia hasil penafsiran citra landsat)
   Inventarisasi dengan stratifikasi berdasarkan foto udara yang berkualitas baik : 0,05 %
- Inventarisasi dengan stratifikasi berdasarkan citra satelit TM/SPOT berkualitas baik (penutupan awan < 10
  %) : 0,1 %. 
- Inventarisasi dengan stratifikasi citra satelit kualitas kurang baik (penutupan awan > 10 %) :0,3%
- Inventarisasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) terdiri dari :
● RKUPHH sampling dengan intensitas 1 %
● RKLUPHH sampling denganintensitas 5 %
● RKTUPHH sensus 100 % (Latifa,S. 1994)
          Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan perlu ditetapkan untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas dan luas suatu wilayah tertentu yang
sudah ditunjuk sebagai kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap. Penetapan kawasan hutan juga ditujukan untuk menjaga dan mengamankan keberadaan dan keutuhan kawasan hutan sebagi penggerak perekonomian lokal, regional dan nasional serta sebagai penyangga kehidupan lokal, regional, nasional dan global. Kawasan Hutan Indonesia ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dalam bentuk Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Propinsi. Penunjukan Kawasan Hutan ini disusun berdasarkan hasil pemaduserasian antara Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). 
Penunjukan kawasan hutan mencakup pula kawasan perairan yang menjadi bagian dari Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
         Kawasan hutan dibagi ke dalam kelompok Hutan Konservasi, Hutan Lindung dan Hutan Produksi dengan pengertian sebagai berikut :
a. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok
    pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
b. Hutan Lindung Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
    sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah 
    intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
c. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. 
d. Hutan produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) 
    (Wiant,Jr.1988).

PERMEN LHK YANG SUDAH TIDAK BERLAKU

 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DI HAPUS PASCA BERLAKUNYA UU CIPTA KERJA 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan ...